Tenang Bersama Islam
Oleh: Ustadz Cinta Restu Sugiharto*
Mestinya setiap orang Islam selalu hidup tenang karena dalam islam ukuran kemuliaan bukan berdasarkan kepintaran, kekayaan, kekuasaan maupun kelebihan fisik semacam kecantikan, kegagahan atau keperkasaan. Tapi ukurannya adalah: KETAQWAAN (QS. Al-Hujurat: 13).
Maka
sepintar, sekaya, sekuasa dan sekeren apapun seseorang, tak menjamin dirinya
mulia di hadapan Allah. Alih-alih mulia, justru banyak orang yang akhirnya
menjadi hina dengan kepintaran, kekayaan, kekuasaan dan kelebihan fisik yang
mereka miliki.
Qarun,
Fir'aun, Jalut, Namrud, adalah di antara contohnya. Mereka hebat-hebat secara
keduniaan, tapi menjadi hina karena tidak bertaqwa.
Hal
menenangkan yang lain adalah, dalam islam ukuran keselamatan dunia akherat itu
adalah: AMALNYA. Baik amal ibadah maupun amal sholeh. Orang kaya orang miskin,
orang sehat orang sakit, orang muda orang tua, bahkan lelaki maupun wanita,
semua bisa berlomba memperbanyak dan memperbaiki amal.
Orang
miskin tak perlu menunggu kaya baru beramal. Orang sakit tak perlu menunggu
sehat untuk beramal. Begitupun yang muda tak perlu menunggu tua, dan antar
lawan jenis tak perlu merasa lebih rendah. Semua sama di hadapan Allah. Yang
membedakan hanya amalnya.
Lebih
dari itu, dalam surat al-Mulk ayat dua Allah juga ingatkan bahwa tujuan Allah
menciptakan kematian dan kehidupan, tak lain dan tak bukan: untuk menguji
seberapa banyak dan seberapa baik amal kita.
Yang
ketiga, hal yang menenangkan dalam islam adalah, bahwa ukuran dalam beramal
ibadah, di samping yang terbanyak dan terbaik adalah: KHUSYU' dan SABAR. Dan
ukuran amal sholeh di samping yang terbanyak adalah: IKHLAS.
Khusyu',
sabar dan ikhlas itu hanya Allah yang tahu. Tak seorang pun tahu seberapa
khusyu' dan ikhlasnya dirinya maupun orang lain. Itulah mengapa Allah mengingatkan
dalam surat Al-Isra' ayat 84, bahwa setiap kita akan beramal sesuai dengan
pembawaan masing-masing. Dan Allah yang lebih tahu siapa-siapa yang jalannya
paling benar.
Hal
keempat yang menenangkan adalah, bahwa dalam islam, ukuran keselamatan seseorang
itu selain amal adalah: HUSNUL KHOTIMAH.
Sehebat
apapun orang beramal ibadah dan beramal sholeh, bahkan sekhusyu', sesabar dan
seikhlas apapun, pada akhirnya semua tergantung di akhir hayatnya. Bila
ternyata HUSNUL KHOTIMAH, maka bergunalah banyaknya amal, berikut khusyu',
sabar dan ikhlasnya selama ini.
Akan
tetapi bila ternyata SU-UL KHOTIMAH atau meninggal dalam kondisi tidak baik,
maka sia-sialah seluruh amal, kekhusyu'an, kesabaran dan keikhlasannya selama
ini.
Itulah
mengapa Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan bahwa: "SETIAP AMAL ITU
TERGANTUNG AKHIRNYA" (HR. Bukhari). Beliau juga mengingatkan dalam hadits
tersebut bahwa ada orang yang selama hidupnya beramal seperti amal ahli surga.
Tapi di akhir hayatnya ternyata dia melakukan amalan ahli neraka. Maka ke
nerakalah nanti tempat kembalinya. Begitupun sebaliknya.
Di
sinilah pentingnya ISTIQOMAH dalam beramal. Dan istiqomah itu sekaligus hal
yang menenangkan kelima, yang semua orang apapun kondisinya, punya peluang yang
sama dalam meraihnya.
Dalam
surat Fussilat ayat 30 ayat tekankan tentang keajaiban yang akan diraih oleh
orang yang beriman yang bisa istiqamah. Yang itu merupakan peluang yang terbuka
bagi semua orang yang beriman untuk bisa istiqamah, apapun kondisinya.
Dan
hal menenangkan terakhir dalam. Islam adalah, bahwa ukuran keselamatan dunia
akherat adalah: AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR.
Dalam
surat al-Anfal ayat 25 Allah ingatkan kita bahwa azab dan kehinaan tak hanya
akan menimpa orang yang dholim. Tapi orang baik juga bisa kena, ketika dia
hanya baik untuk dirinya, tapi tidak mau mengajak orang lain menjadi orang
baik, minimal seperti dirinya. Na'uudzu billaah min dzaalik.
Demikian
6 hal yang menenangkan dalam islam, setidaknya menenangkan bagi diri pribadi
penulis selama ini.
Selamat
berlomba-lomba untuk menjadi insan paling mulia, dan paling selamat dunia
akherat!
Stasiun
Gambir, 27/2/2020 jam 06.00 WIB
*Pengamat cinta dan pemerhati kemanusiaan
0 Response to "Tenang Bersama Islam"
Posting Komentar