Alhamdulillah, Akhirnya Bersatu

Umat Islam di desaku ada yang Muhammadiyah, ada yang NU, ada pula yang "Muhammadi-Nu" dan beberapa aliran yang lain.

Seingatku dari sejak aku kecil hingga usiaku 41 tahun ini belum pernah ada pengajian yang dihadiri bareng. Misal Muhammadiyah yang bikin pengajian, warga NU tak mungkin datang. Begitupun sebaliknya. Kecuali beberapa warga yang bilangnya "Muhammadi-Nu", mereka kadang bisa ke sana-ke mari.
Namun kenyataan semalam mengubah segalanya. Subhaanallaah, warga desaku yang beda-beda aliran itu berbondong-bondong datang di tabligh akbar kita yang diprakarsai anak-anak muda di kampungku.

Haru melihatnya. Apalagi saat kami melantunkan sholawat, bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir bersama, rasa-rasanya hati ini ingin menangis menyaksikan masyarakat dan para tokoh yang selama ini berseberangan, bahkan dulu pernah pula saling merendahkan, kini jadi bersatu.

Semestinya umat islam di mana-mana memang harus bersatu karena 5 musuh Allah (orang kafir, musyrik, munafik, fasik dan dhalim) saja bersatu.

"Al-ittihad asasun-najaah". Persatuan adalah dasar kesuksesan.

Ayo saudaraku di manapun kalian berada, bersatulah! Jangan biarkan 5 musuh Allah bertepuk tangan menyaksikan kita bercerai-berai dan berantem sendiri.

Jangan biarkan mereka berlama-lama menjajah dan mengendalikan kita! Saatnya kita bangkit dan melepaskan diri dari kooptasi mereka yang sudah sedemikian parahnya.

Bersatu kita kuat, bercerai kita "kiamat"...

(Insert: Suasana tabligh akbar & #NgajiCinta bareng Uscin dan "Gamelan Tombo Susah II" di Kampung kelahiran Uscin-Karasan, Klaten tgl 17/12/16)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Alhamdulillah, Akhirnya Bersatu"